|| Ketika ia masih dalam kandungan |
“ Ibu, saat ini aku gembira sekali,
aku berada ditempat yang hangat,
dan nyaman, tapi gelap.
Ah..tapi itu tidak masalah, aku
tetap gembira sekali, Tuhan telah
memilihkan tempat ini untuk-ku.
Aku bisa mendengarkan Ibu
tersenyum, mendengarkan suara
Ibu yang lembut, tapi..
Ibu...aku ingin bertanya,
Kenapa hari ini ibu menangis.?
Malam ini aku juga mendengar
Ibu menangis, bahkan ketika
tangisan-mu semakin menjadi,
tiba- tiba Ibu memukul-ku, yang
masih ada dalam perut-mu.
Aku kaget sekali, Ibu.. aku ingin
sekali memeluk-mu dan bertanya
kepada-mu, kenapa Ibu
bersedih.?
Dan siapa yang telah membuat
ibu menangis..?
Tapi Ibu terus memukul-ku..
sakiiiit Bu..
Ibu, aku ingin bertanya,
Kenapa hari ini Ibu memaki- maki-
ku.?
Aku bahkan tidak tau apa salah-
ku.?
Yang ada Ibu hanya berteriak
sambil menyebutkan nama
seseorang yang Ibu katakan
sebagai “Ayah”ku, seseorang
yang kemarin memukul Ibu...
Ibu aku ingin membelai wajah-mu
dan mengusap air mata-mu, aku
ingin mengatakan aku sayang Ibu
agar Ibu tenang, tapi aku lihat
tangan-ku masih terlalu kecil
untuk bisa merangkul bahkan
membelai wajah Ibu..
Tapi tenang-lah Bu, aku benar-
benar akan membahagiakan IBU
saat aku tumbuh besar nanti.
Aku akan menjadi jagoan kecil Ibu
dan melindungi Ibu, agar tidak
ada lagi yang menyakiti Ibu-ku..
Ibu, kenapa seharian ini Ibu tetap
menangis.?
Apa aku berbuat salah?...
Ibu hukum-lah aku jika aku salah,
tapi tolong usir benda ini yang
menarik-ku.!
Ibu dia jahat pada-ku, dia
menyakiti-ku,
Ibu tolong aku.. sakiiiiit..
Ibu, kenapa Ibu tidak mendengar
teriakan-ku, Bu...
Benda itu menarik kepala-ku,
rasanya leher-ku ini mau putus,
dia bahkan menyakiti tangan-ku
yang kecil ini, dia terus menarik,
dan menyiksaku.. sakiiit... oh, Ibu
tolong hentikan semua ini, aku
tidak kuat kesakitan seperti ini...
Ibu.. aku sekarat..
|| setelah ia di Aborsi ||
“ Ibu-ku sayang, kini aku telah
bersama Tuhan di Surga.
Aku bertanya kepada-Nya, apakah
aku dibunuh.?
DIA menjawab “Aborsi”.
Ibu, aku masih tidak mengerti apa
itu Aborsi.?
Yang aku tau sesuatu itu telah
menyakiti-ku dan aku sedih Bu..
Teman-teman-ku di Surga bilang,
kalau aku tidak di inginkan.
Ah.. aku tidak percaya, aku
mempunyai Ibu yang sangat baik
dan sayang pada-ku.
Mereka juga berkata, karena aku
Ibu merasa sangat malu.!
Itu tidak benar kan Bu..?
Aku kan jagoan kecil Ibu yang
akan melindungi-mu, kenapa Ibu
harus malu.?
Aku janji tidak akan nakal dan
membuat Ibu malu.
Tetapi mereka tetap bilang pada-
ku, kalau Ibu sendiri yang
membunuh-ku!!.
Tidak..!!
Ibu-ku tidak akan sekejam itu,
Ibu-ku sangat lembut dan
mengasihi-ku..!
Maafkan aku ibu, aku telah
berusaha sekuat tenaga untuk
bertahan.
Karena aku ingin membahagiakan
Ibu.
Tapi sekarang Tuhan telah
membawa-ku kesini, karena
kejadian itu.
Benda itu telah mengisap lengan
dan kaki-ku hingga putus dan
akhirnya mencengkeram seluruh
tubuh-ku.
Ibu-ku.. Aku hanya ingin Ibu tahu
bahwa aku sangat ingin tinggal
bersama-mu.
Aku tidak ingin pergi.
Tapi...
Ibu, aku sangat ingin
mengatakan, aku sayang Ibu,
walau-pun aku belum sempat
bernafas dan melihat wajah-mu,
biarlah aku sendiri yang
merasakan sakitnya diperlakukan
seperti itu, asal jangan Ibu.
Maafkan aku karena gagal
menjadi jagoan kecil Ibu yang
akan melindungi Ibu.
Selamat tinggal Ibu...!
tetap gembira sekali, Tuhan telah
memilihkan tempat ini untuk-ku.
Aku bisa mendengarkan Ibu
Ibu yang lembut, tapi..
Ibu...aku ingin bertanya,
Kenapa hari ini ibu menangis.?
Malam ini aku juga mendengar
Ibu menangis, bahkan ketika
tangisan-mu semakin menjadi,
tiba- tiba Ibu memukul-ku, yang
masih ada dalam perut-mu.
Aku kaget sekali, Ibu.. aku ingin
sekali memeluk-mu dan bertanya
kepada-mu, kenapa Ibu
bersedih.?
Dan siapa yang telah membuat
ibu menangis..?
Tapi Ibu terus memukul-ku..
sakiiiit Bu..
Ibu, aku ingin bertanya,
Kenapa hari ini Ibu memaki- maki-
ku.?
Aku bahkan tidak tau apa salah-
ku.?
Yang ada Ibu hanya berteriak
sambil menyebutkan nama
seseorang yang Ibu katakan
sebagai “Ayah”ku, seseorang
yang kemarin memukul Ibu...
Ibu aku ingin membelai wajah-mu
dan mengusap air mata-mu, aku
ingin mengatakan aku sayang Ibu
agar Ibu tenang, tapi aku lihat
tangan-ku masih terlalu kecil
untuk bisa merangkul bahkan
membelai wajah Ibu..
Tapi tenang-lah Bu, aku benar-
benar akan membahagiakan IBU
saat aku tumbuh besar nanti.
Aku akan menjadi jagoan kecil Ibu
dan melindungi Ibu, agar tidak
ada lagi yang menyakiti Ibu-ku..
Ibu, kenapa seharian ini Ibu tetap
menangis.?
Apa aku berbuat salah?...
Ibu hukum-lah aku jika aku salah,
tapi tolong usir benda ini yang
menarik-ku.!
Ibu dia jahat pada-ku, dia
menyakiti-ku,
Ibu tolong aku.. sakiiiiit..
Ibu, kenapa Ibu tidak mendengar
teriakan-ku, Bu...
Benda itu menarik kepala-ku,
rasanya leher-ku ini mau putus,
dia bahkan menyakiti tangan-ku
yang kecil ini, dia terus menarik,
dan menyiksaku.. sakiiit... oh, Ibu
tolong hentikan semua ini, aku
tidak kuat kesakitan seperti ini...
Ibu.. aku sekarat..
|| setelah ia di Aborsi ||
“ Ibu-ku sayang, kini aku telah
bersama Tuhan di Surga.
Aku bertanya kepada-Nya, apakah
aku dibunuh.?
DIA menjawab “Aborsi”.
Ibu, aku masih tidak mengerti apa
itu Aborsi.?
Yang aku tau sesuatu itu telah
menyakiti-ku dan aku sedih Bu..
Teman-teman-ku di Surga bilang,
kalau aku tidak di inginkan.
Ah.. aku tidak percaya, aku
mempunyai Ibu yang sangat baik
dan sayang pada-ku.
Mereka juga berkata, karena aku
Ibu merasa sangat malu.!
Itu tidak benar kan Bu..?
Aku kan jagoan kecil Ibu yang
akan melindungi-mu, kenapa Ibu
harus malu.?
Aku janji tidak akan nakal dan
membuat Ibu malu.
Tetapi mereka tetap bilang pada-
ku, kalau Ibu sendiri yang
membunuh-ku!!.
Tidak..!!
Ibu-ku tidak akan sekejam itu,
Ibu-ku sangat lembut dan
mengasihi-ku..!
Maafkan aku ibu, aku telah
berusaha sekuat tenaga untuk
bertahan.
Karena aku ingin membahagiakan
Ibu.
Tapi sekarang Tuhan telah
membawa-ku kesini, karena
kejadian itu.
Benda itu telah mengisap lengan
dan kaki-ku hingga putus dan
akhirnya mencengkeram seluruh
tubuh-ku.
Ibu-ku.. Aku hanya ingin Ibu tahu
bahwa aku sangat ingin tinggal
bersama-mu.
Aku tidak ingin pergi.
Tapi...
Ibu, aku sangat ingin
mengatakan, aku sayang Ibu,
walau-pun aku belum sempat
bernafas dan melihat wajah-mu,
biarlah aku sendiri yang
merasakan sakitnya diperlakukan
seperti itu, asal jangan Ibu.
Maafkan aku karena gagal
menjadi jagoan kecil Ibu yang
akan melindungi Ibu.
Selamat tinggal Ibu...!